O-Bahn di Jakarta? Manteeeeeppppp….

O-Bahn trackNiat hati hanya ingin membeli jaket karna sudah masuk winter, dan jaket yg ada pun gak cukup menahan dingin. Jadilah keliling Adel untuk cari jaket. Setelah sehari sebelumnya keliling mall deket rumah dan gak dapet juga. Akhirnya atas saran seorang teman, saya pergi menuju Tea Tree Plaza. Lokasinya berada di arah timur laut pusat kota Adelaide. Untuk mencapai ke sana menggunakan bus, kami harus melewati jalur O-Bahn. Untuk teman2 yang pernah ke Adel atau yang sudah tahu konsep O-Bahn pasti tidak akan asing lagi.

O-Bahn merupakan kependekan dari Omnibus (Latin) dan Bahn (Jerman). Omnibus berarti “untuk semua orang,” sedangkan Bahn berarti “jalur kereta.” konsep O-Bahn ini ditemukan oleh Daimler Benz, sebuah produsen kendaraan asal Jerman. O-Bahn sendiri ditujukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Konsep ini pertama kali digunakan di Jerman dengan nama yang berbeda (U-Bahn dan S-Bahn), namun mulai digunakan di Adelaide pada tahun 1986 untuk mengatasi pesatnya perkembangan wilayah pemukiman timur laut Adelaide. Adelaide O-Bahn sendiri merupakan sistem bus transit cepat (Bus Rapid Transit) yang pertama di Australia, bahkan di dunia.

Yang menarik dari O-Bahn adalah jalur yang digunakannya yg berbeda dari kebanyakan jalur bus. Kebanyakan bus khusus (seperti busway) menggunakan jalur yang terpisah dari kendaraan lain tetapi masih di jalan raya yang sama. Sementara O-Bahn menggunakan sistem yang berbeda. Bus O-Bahn dioperasikan di atas jalur khusus yang menyatukan antara konsep jalur bus dan kereta. Gambaran kasar jalur O-Bahn adalah jalur bus dengan pembatas tepi setinggi kurang lebih 15-20 cm, dengan lebar jalur persis sama dengan lebar badan bus. Bagian tengah jalur kosong seperti parit, hanya diisi penahan yang terbuat dari beton selebar kurang lebih 20-30 cm. Penahan ini diletakkan dalam posisi horisontal dengan jarak masing-masing kurang lebih 1 meter. Kalau dibayangkan di tengah jalur O-Bahn seperti ada selokan yang di atasnya terdapat batangan-batangan penahan.

Roda BesiSelain bentuk jalurnya, hal menarik lainnya adalah pada jalur O-Bahn kemudi tidak lagi berfungsi. Dalam artian, bus berjalan tanpa dikemudikan supir. Yang mengatur arah bus adalah roda besi yang terdapat di pinggir bagian bawah bus dekat dengan ban. Roda besi ini diposisikan berbanding terbalik dengan ban bus. Jika ban bus ditempatkan vertikal, roda besi ini diposisikan horisontal. Roda besi ini dirancang agar bisa bersinggungan dengan pembatas tepi jalur. Fungsi ini memungkinkan bus berjalan tetap pada jalurnya tanpa menggunakan kemudi. Jika diperhitungkan, menggunakan sistem roda besi sebagai kemudi pada jalur O-Bahn lebih aman daripada menggunakan kemudi bus. Diameter roda besi ini sekitar 25-30 cm.

Yang menjadikan O-Bahn terhindar dari kemacetan adalah selain jalurnya yang tidak bisa dilalui kendaran tanpa rancangan khusus, juga lokasinya yang berada di tengah lembah atau bukit. Seperti diketahui, bahwa sebagian besar wilayah Adelaide merupakan bukit serta lembah. Nah, meski O-Bahn melewati tengah kota, tetapi jalurnya berada di antara lembah dan bukit, terpisah dari jalan raya. Hanya halte bus O-Bahn yang berbentuk jalan biasa dan bisa diakses oleh kendaraan lain.

TerperosokWaktu saya melewati O-Bahn rasanya seperti naik roller coaster. Kenapa? karena hanya di jalur ini bus bisa menempuh kecepatan di atas rata2 yaitu 100 km/jam, biasanya maksimal 40-50km/jam. Jalur sepanjang 12 km bisa ditempuh dalam waktu 15 menit. Luar biasa. Saya jadi membayangkan jika O-Bahn bisa diterapkan di Indonesia, khususnya Jakarta. Duh, busway akan sangat efektif. Gak ada lagi mobil atau motor yang nekat nyelonong lewat jalur busway. Mungkin kemacetan akan benar-benar berkurang karena busway gak lagi terganggu kendaraan lain, sehingga orang jadi lebih tertarik untuk menggunakannya. Memang butuh perencanaan matang, tetapi untuk dijadikan wacana ke depannya, gak ada salahnya. Ngebayanginnya aja udah seneng banget, apalagi bener ada dan bisa mengurangi kemacetan hhmmmm…. Bisa jadi daya tarik wisata juga nihh..

Reference: Wikipedia

Tagged: , , , , , , , , , ,

Leave a comment